Selasa, 28 Oktober 2014

Negeri Utopia


kubuka lembar pagi sebuah sajak siap di anganku
penaku pun sibuk menari mengalir bersama imaji
kulukis  puisi kala pagi bersahabat
diiringi nyanyian prenjak yang lambat

dari balik jendela kamar
terlihat  sejumput rumput jarum
menyisakan embun
sejuk bersama aroma
melati liar pun menari

damai pagi
sejuta makna di harapan negeri
mentari pun berbenah diri
melukis  sejuta pesona
bersalam sapa bersama semburat cahaya

sejenak kualihkan pandang
tertuju di hamparan padi menguning

petani panen padi di desa sunyi
rindu negeri damai
negeri utopia

penaku berhenti menari
kututup lembaran puisi ini
itukah negeri kami
negeri utopia
hanya ada di pagi hari    

Senin, 20 Oktober 2014

Petang Hari Taman Kota



di taman kota
rerumputan coklat tua
terbakar kemarau
dedaunan menguning
tak lagi hijau
berharap hujan
belum bersua

sesayup angin petang  
anak muda  hanyut dalam janji
di sebuah pojok
bangku taman

selembar daun
jatuh dipangkuan
janji pun
tersurat sudah

Puisi Tentangmu



mungkin kau tak tahu
ada kau di sajak yang kutulis
selalu kuselipkan di tiap kata berbaris
tersembunyi di lembar halaman puisiku
semoga kau nyaman disana dan selalu hangat 

mungkin nanti kau sadari
waktu membaca puisi itu meski lambat di rasa
akhirnya kau tersenyum bersama lembar puisiku
nyata itu adalah puisi tentangmu

Jakarta - 14 Januari 2013 

Sabtu, 16 Maret 2013

Menanti Senja

senja merapat tiba 
merah tembaga cahaya dibalik jelaga 
berbayang sejenak lalu menghilang 
gelap sudah hari berganti malam 

aku terpaku di bangku peron
di ujung rel menatap  kosong 
satu persatu lampu peron  berpamitan rehat 
kini gulita malam rembulan berteman 

cemas datang perlahan 
bertanya pasti di relung kalbu 
berteman hati 
kenapa kereta senja belum jua tiba 

Minggu, 03 Maret 2013

Sayap Sayap Waktu

di tapal batas bersama angin dan waktu
di antara sayap-sayap waktu
berjarak sudah
kala senja menjemput tiba

ada ajarak di antara kita
sejuta makna waktu berjalan
ada waktu di antara kita
sejuta kenangan berlalu sudah


ilustrasi: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOB_ncKC_Thpjd4VibzBWJqKXId0y0TXem8exdZuPTfLx2-LFpOqvFTYP2Vrwk3GRS4mkku9G29kCMJCjKcXSK1TTznAAbaFkdn1X8dmUZPN9R4W28bFr5BS0GxAqbfXsp5-LifmerXHmS/s1600/sunset.jpg

Sajak Selembar Daun

bias purnama di balik jendela kusam
memanduku pada sebuah sajak yang kutulis
sajak selembar daun
di suatu senja

mungkin sajak itu
bertumpuk sudah di meja riasmu
tak apalah simpan saja di sana
sebagai bukti rinduku